Sejarah panjang tentang Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sisi menarik dan saling terkait antara manusia, alam dan Sang Pencipta. Simbolitas kekuasaan Sang Pencipta dan interaksi manuasi dengan alam semesta tergambar dalam sebuah tradisi budaya yang menjadi legenda. Poros imajiner Gunung Merapi– Tugu Kraton – Kandang Menjangan – Parangkusumo menjadi bukti besarnya budaya di Kota Budaya tersebut. Pemahaman mitologi tentang poros imajiner mengandung makna filosofi akan sebuah kehidupan. Ada cerita dari masing-masing simbol dalam garis lurus yang menghubungkan antara Gunung Merapi hingga Pantai Selatan. Cerita tentang garis imajiner kehidupan yang memaknai kehidupan manusia mulai lahir hingga menghadap kepada sang Pencipta.
Gunung Merapi sebagai poros utara memilik peranan penting dalam mitologi tersebut, yakni sebagai kerajaan mahluk halus. Konon penunggu Gunung Merapi adalah Kyai Sapu Jagad yang sebenarnya adalah Ki Juru Taman yang memakan “endog Jagad” telur dunia milik Panembahan Senopati. Akibat memakan “endog jagad” Ki Juru Taman berubah menjadi raksasa dan oleh Penembahan Senopati diperintahkan menjadi penunggu Gunung Merapi. Saat ini menjadi legenda bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi.
Merapi sisi selatan dengan sisi kelam dan terangnya telah mewarnai kehidupan masyarakat sekitarnya. Sisi kelam disaat Merapi memuntahkan lahar panasnya lalu menerjang apa yang didepannya tanpa pandang bulu. Sisi terang disaat muntahan lahar tersebut menjadi sumber kehidupan dan berkah berupa materi vulkanik berupa pasir, batuan dan tanah yang subur. Sisi kelam dan terang yang terus silih berganti seiring dengan geliat tubuh Merapi kapan akan memuntahkan isi perutnya.
Sebuah kisah akan kebaikan dan keganasan Merapi menjadi bukti betapa besar kekuasaan Sang Pencipta. Kisah 15 juni 2006 menjadi bukti nyata disaat lahar panas menghujan Kali Adem, Bebeng, Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Lahar panas meluhlantakan sungai lahar hingga menimbun sebuah bunker yang didalamnya ada 2 relawan yang bersembunyi. Korban jiwa tak terelakan dan menunjukan betapa dasyatnya kejadian itu. Peristiwa itu mengingatkan betapa besar dan kuatnya tenaga alam dan manusia seolah tak ada apa-apanya.
Sekarang lahar itu telah dingin dan benih-benih kehidupan mulai bersemi. Masyarakat sekitar memanfaatkan pasir dan batuan sebagai mata pencaharian. Rerumputan yang menghijau seolah menyamarkan kejadian ribuan “wedhus gembel” awan panas yang menerjang. Saat ini potensi wisata vulkano menjadi andalah dengan menyajikan eksotisme merapi dan sungai-sungai laharnya.suhu di Kali Adem dan hembusan sejuk udara Gunung Merapi membuat serasa ingin berlama-lama disana. Sebuah menu kuliner yang khas di daerah tersebut menjadi atraksi lidah dalam menikmatinya. Wedang Gedang, sebuah minuman dari pisang yang dicampur dengan rempah-rempah lalu diseduh dengan air panas. Rasa hangat dan harum jahe membuat tubuh kembali hangat sambil ditemani jadah bakar. Sungguh sajian kuliner yang luat biasa ditempat yang penuh misteri tersebut.
Sisi kebudayaan di Merapi tak akan terlupakan disaat status siaga menjadi awas Merapi ada sesosok Manusia tangguh yang bernama R. Ng. Surakso Hargo atau sering disebut Mbah Marijan bertapa di Sri Manganti. Mbah Marijan yang dipercaya pihak Keraton menjadi juru kunci menjadi sosok yang fenomenal disaat kesetiaannya menjaga Gunung Merapi di uji oleh kekuasaan alam. Sebuah dedikasi akan tugas dan tanggung jawab diwujudkan dengan sikapnya yang tidak mau mengungsi.
Di Labuhan Dalem atau Pos 2 jalur pendakian gunung Merapi menjadi tempat diadakannya upacara labuhan. Labuhan atau persembahan ditujukan sebagi rasa syukur dan mohon perlindungan dari Sang Pencipta serta mohon keselamatan dan kemakmuran. Di tempat tersebut mBah Marijan memimpin upacara labuhan dan di adakan larung kepala kerbau dan sesaji di kawah Gunung Merapi. Pada saat ini larung kepala kerbau tersebut sudah tidak diadakan lagi karena kondisi jalur yang tidak mungkin dilewati akibat erupsi tahun 2006.
Eksotisme Merapi sisi selatan tentang keindahan, kehidupan serasa tak pernah habis untuk di kupas. Mungkin dengan datang langsung dilokasi akan bisa merasakan denyut nadi kehidupan Gunung Merapi. Makna-makna filosofi Merapi dan garis imajiner menuju selatan menunjukan kepada manusia untuk menjaga keseimbangan alam dan bersinergis denganNya.
Post a Comment