Seks adalah kegiatan yang mahal dan berisiko. Seks mencuri waktu dan menguras gizi yang berharga. Tindakan reproduksi ini juga berisiko mengacaukan cetak biru genetika.
Jawabannya mungkin tampak jelas bagi banyak orang. Tapi masih tidak begitu jelas bagi ahli biologi, karena menganggap alternatif reproduksi aseksual dengan kloning sederhana tanpa bantuan pasangan seks lebih banyak terjadi di alam liar.
Aseksual terlihat lebih awal pada tanaman dan cacing pipih yang ketika dipotong dua akan tumbuh kepala baru pada satu bagian, dan ekor baru di bagian lain. Beberapa mikroba dan jamur juga melakukan cara ini sejak kehidupan dimulai.
Para ilmuwan tidak tahu bagaimana seks bermula. Tapi mereka telah lama menduga bahwa organisme lebih memilih seks terutama karena risiko. Berubahnya sedikit gen yang dihasilkan melalui reproduksi seksual dapat membantu organisme lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang stres atau berubah.
Sebuah studi baru menggunakan ragi yang direkayasa secara genetika membantu untuk menyelesaikan pertanyaan seks memang menguntungkan. Percobaan mengadu strain ragi yang bereproduksi secara seksual dengan versi modifikasi aseksual. "Masing-masing tumbuh dan bereproduksi pada tingkat yang sama,” kata Matthew Goddard dari University of Auckland.
Post a Comment