Korea Utara diperkirakan mengembangkan rudal jarak pendek hingga menengah. Padahal sebelumnya, ada upaya pengembangan rudal jarak jauh yang bisa menyerang AS.
Korea Utara telah memproduksi dan mengembangkan rudal Scud B/C, lebih sering dikenal sebagai Hwansong-5/6 di Korea Selatan. Senjata ini mampu mencapai target hingga seluruh Korea Selatan. Bahkan, senjata rudal No-dong bisa mencapai Jepang. Namun, pasukan rudal, ukuran, disposisi dan persenjataan belum diketahui secara pasti.
Produksi rudal Korea Utara pada dasarnya tergantung pada impor bahan, peralatan dan komponen dari asing sehingga membuat negara paling tertutup ini rentan terhadap gangguan pasokan. Namun Korea Utara telah mengembangkan unit rudal Hwasong-5/6 dan No-dong di sepanjang garis batalion peluncuran ala Soviet. Mereka memiliki empat hingga enam peluncur mobile di setiap batalion.
Korea Utara dalam satu pengerahan kekuatan juga dinilai akan mampu meluncurkan 120 rudal Hwansong -5/6 dan 40 rudal No-dong meskipun jumlah itu mungkin lebih banyak, mengingat Korea Utara mampu mengerahkan pasukan rudal tambahan jika diperlukan.
Sebagai cadangan, AS dan Korea Selatan memperkirakan persedian cadangan rudal Korea Utara setidaknya 500 Scuds dengan beberapa tipe dan ratusan No-dong. Jumlah ini belum termasuk bunker bawah tanah, shelter, terowongan tersembunyi yang dimanfaatkan utuk menyembunyikan rudal lainnya.
Berbekal bahan peledak dengan hulu ledak tinggi, rudal ini bisa berfungsi sebagai artileri jarak jauh untuk mengganggu komunikasi militer dan logistik di area belakang. Sebagai alat politis, pasukan rudal Korea Utara juga bisa memberikan ancaman untuk menyerang kota di Korea Selatan atau Jepang dengan rudal konvensional atau tidak.
Korea Utara terlihat mengembangkan teknologi rudal jarak jauh, saat demonstrasi rudal 31 Agustus 1998 dengan peluncuran Taepo-dong-1.
Roket yang lebih dikenal dengan Paektusan-1 di Korea Selatan ini terbagi dalam tiga tahapan. Korut selanjutnya mengembangkan Taepo-dong-2 (TD-2) yang terdiri dari empat mesin No-dong. AS memerkirakan bahwa TD-2 mampu membawa muatan bagi senjata nuklir yang diarahkan ke masyarakat Barat, khususnya AS.
Sejak 1998, AS memperkirakan bahwa TD-2 siap untuk diuji coba kapanpun, namun Korea Utara terhalang dengan kesepakatan moratorium / penangguhan uji coba rudal jarak jauh pada bulan September 1999.
Post a Comment