Anda kenal Marina Deripaska? Wajar kalau tidak. Karena, Marina hanyalah gadis kecil berusia lima tahun di Rusia sana. Tapi, tak usah kaget kalau di kemudian hari mendengar dia mendadak masuk daftar orang terkaya di negaranya.
Sebab, saat ini pun Marina sudah superkaya. Kekayaannya telah mencapai USD 20 juta miliar (sekitar Rp 180 triliun). Jumlah duit yang sama dikantongi kakak lelakinya yang dua tahun lebih tua, Pyotr. Itu kalau daftar yang disusun majalah finansial terbitan Rusia, Finans, yang dijadikan acuan.
Menurut Finans, Pyotr dan Marina adalah pemuncak daftar 100 anak-anak muda Rusia dengan kekayaan di atas USD 1 miliar atau Rp 9,3 miliar tahun ini. Finans menyebut mereka sebagai minigarki alias para pewaris kekayaan orang tua mereka yang masuk kelompok oligarki Rusia. Inilah sekelompok elite di Negeri Beruang Merah itu yang mendapat fasilitas istimewa dari pemerintah dalam menjalankan bisnis.
Pyotr dan Marina menjadi "juara' minigarki karena mereka adalah putra-putri Oleg Deripaska. Dialah raja aluminium Rusia yang di tahun ini menggeser Roman Abramovich dari tempat teratas list orang terkaya di negeri dengan wilayah daratan terluas di dunia tersebut versi Finans.
Metode yang dipakai Finans untuk menyusun daftar minigarki ini memang simpel saja. Jumlah kekayaan orang tua dibagi jumlah anak mereka. Masing-masing anak mendapat warisan dalam jumlah yang sama. Nah, karena pundit-pundi Oleg Deripaska mencapai USD 40 miliar di 2008 ini dan dia hanya punya dua anak, yaitu si Pyotr dan Marina tadi, maka kedua anaknya itu masing-masing "berhak" atas warisan sebesar USD 20 miliar tadi.
Karena metode yang sederhana itulah, anak-anak Abramovich hanya berada di urutan ke-34 dengan taksiran kekayaan sebesar USD 4,6 miliar (Rp 42,78 triliun). Maklum, bos klub sepak bola Chelsea itu punya lima anak dari istri pertama yang telah diceraikannya tahun lalu.
Finans terpaksa menerapkan metode yang simpel itu menyusul begitu tertutupnya kehidupan pribadi keluarga besar kaum oligarki. Saking tertutupnya, ada beberapa penghuni daftar yang bahkan tidak diketahui namanya.
Penghuni urutan ke-14, misalnya, Finans hanya menyebut "anak Vladimir Lisin" dengan kekayaan sebanyak USD 7,4 miliar (Rp 68,8 triliun). Padahal, Lisin adalah orang terkaya ketiga di Rusia yang menambang uang dari bisnis baja.
"Siapa saja yang termasuk kaum oligarki, memang mudah diketahui. Tapi, bukan pekerjaan mudah mengidentifikasi mana yang paling dekat dengan Kremlin," tulis Finans dalam pengantar rilis daftar minigarki 2008, seperti dikutip koran Inggris, Daily Telegraph, kemarin.
Soal ketertutupan itu, Abramovich barangkali bisa jadi contoh. Sejak mengakuisisi Chelsea lima tahun lalu, hanya sekali dia memberikan wawancara terbuka, yaitu dengan BBC TV. Selebihnya dia tak pernah mau bicara kepada publik. Termasuk ketika menceraikan istrinya, Iriana, dengan jumlah harta gono-gini terbesar di dunia tahun lalu. Kini, pria yang bergerak di bisnis investasi dan kontruksi itu berpacaran dengan model Daria Zhukova.
Akibat metode penyusunan daftar yang sifatnya serba meraba atau menebak itu, kelemahan terlihat di sana-sini. Misalnya, Finans merilis kalau kedua anak pengusaha minyak Alexei Mordashov yang didapat dari dua perkawinannya, Ilya dan Kirill, masing-masing akan mendapat USD 7,37 miliar (Rp 67,89 triliun). Padahal, dalam kenyataannya, setelah bercerai dari ibunda Ilya pada 2001, Mordashov hanya membayar biaya tunjangan anak sebanyak USD 620 (sekitar Rp 5,7 juta) per bulan.
Tapi, seandainya daftar kekayaan yang dilansir Finans itu betul, anak-anak muda superkaya Rusia itu bakal utuh menerima uang mereka. Sebab, tiga tahun lalu, Rusia sudah menghapus pajak warisan.
Ancaman justru datang dari Inggris, negeri dimana mayoritas kaum jet set Rusia tinggal dan menyekolahkan anak-anak mereka. Ketua Partai Konservatif Inggris David Cameron sudah mengancam, kalau terpilih sebagai perdana menteri, dia akan mencekal visa dan membekukan aset kaum kaya Rusia di Inggris yang diketahui terlibat kejahatan terorganisir. Atau, yang diperoleh dengan cara-cara tidak patut.
"Saya tidak ingin Inggris jadi tempat pencucian uang hasil kejahatan," kata Cameron seperti dikutip The Guardian.
Namun, media Inggris sendiri meragukan gertakan Cameron itu bisa terealisir. Alasannya sederhana: kalau orang Rusia saja kesulitan menembus ketertutupan kaum elite negerinya, apalagi orang Inggris! Maka, minigarki Rusia tampaknya bisa menatap masa depan mereka dengan tenang.
Sebab, saat ini pun Marina sudah superkaya. Kekayaannya telah mencapai USD 20 juta miliar (sekitar Rp 180 triliun). Jumlah duit yang sama dikantongi kakak lelakinya yang dua tahun lebih tua, Pyotr. Itu kalau daftar yang disusun majalah finansial terbitan Rusia, Finans, yang dijadikan acuan.
Menurut Finans, Pyotr dan Marina adalah pemuncak daftar 100 anak-anak muda Rusia dengan kekayaan di atas USD 1 miliar atau Rp 9,3 miliar tahun ini. Finans menyebut mereka sebagai minigarki alias para pewaris kekayaan orang tua mereka yang masuk kelompok oligarki Rusia. Inilah sekelompok elite di Negeri Beruang Merah itu yang mendapat fasilitas istimewa dari pemerintah dalam menjalankan bisnis.
Pyotr dan Marina menjadi "juara' minigarki karena mereka adalah putra-putri Oleg Deripaska. Dialah raja aluminium Rusia yang di tahun ini menggeser Roman Abramovich dari tempat teratas list orang terkaya di negeri dengan wilayah daratan terluas di dunia tersebut versi Finans.
Metode yang dipakai Finans untuk menyusun daftar minigarki ini memang simpel saja. Jumlah kekayaan orang tua dibagi jumlah anak mereka. Masing-masing anak mendapat warisan dalam jumlah yang sama. Nah, karena pundit-pundi Oleg Deripaska mencapai USD 40 miliar di 2008 ini dan dia hanya punya dua anak, yaitu si Pyotr dan Marina tadi, maka kedua anaknya itu masing-masing "berhak" atas warisan sebesar USD 20 miliar tadi.
Karena metode yang sederhana itulah, anak-anak Abramovich hanya berada di urutan ke-34 dengan taksiran kekayaan sebesar USD 4,6 miliar (Rp 42,78 triliun). Maklum, bos klub sepak bola Chelsea itu punya lima anak dari istri pertama yang telah diceraikannya tahun lalu.
Finans terpaksa menerapkan metode yang simpel itu menyusul begitu tertutupnya kehidupan pribadi keluarga besar kaum oligarki. Saking tertutupnya, ada beberapa penghuni daftar yang bahkan tidak diketahui namanya.
Penghuni urutan ke-14, misalnya, Finans hanya menyebut "anak Vladimir Lisin" dengan kekayaan sebanyak USD 7,4 miliar (Rp 68,8 triliun). Padahal, Lisin adalah orang terkaya ketiga di Rusia yang menambang uang dari bisnis baja.
"Siapa saja yang termasuk kaum oligarki, memang mudah diketahui. Tapi, bukan pekerjaan mudah mengidentifikasi mana yang paling dekat dengan Kremlin," tulis Finans dalam pengantar rilis daftar minigarki 2008, seperti dikutip koran Inggris, Daily Telegraph, kemarin.
Soal ketertutupan itu, Abramovich barangkali bisa jadi contoh. Sejak mengakuisisi Chelsea lima tahun lalu, hanya sekali dia memberikan wawancara terbuka, yaitu dengan BBC TV. Selebihnya dia tak pernah mau bicara kepada publik. Termasuk ketika menceraikan istrinya, Iriana, dengan jumlah harta gono-gini terbesar di dunia tahun lalu. Kini, pria yang bergerak di bisnis investasi dan kontruksi itu berpacaran dengan model Daria Zhukova.
Akibat metode penyusunan daftar yang sifatnya serba meraba atau menebak itu, kelemahan terlihat di sana-sini. Misalnya, Finans merilis kalau kedua anak pengusaha minyak Alexei Mordashov yang didapat dari dua perkawinannya, Ilya dan Kirill, masing-masing akan mendapat USD 7,37 miliar (Rp 67,89 triliun). Padahal, dalam kenyataannya, setelah bercerai dari ibunda Ilya pada 2001, Mordashov hanya membayar biaya tunjangan anak sebanyak USD 620 (sekitar Rp 5,7 juta) per bulan.
Tapi, seandainya daftar kekayaan yang dilansir Finans itu betul, anak-anak muda superkaya Rusia itu bakal utuh menerima uang mereka. Sebab, tiga tahun lalu, Rusia sudah menghapus pajak warisan.
Ancaman justru datang dari Inggris, negeri dimana mayoritas kaum jet set Rusia tinggal dan menyekolahkan anak-anak mereka. Ketua Partai Konservatif Inggris David Cameron sudah mengancam, kalau terpilih sebagai perdana menteri, dia akan mencekal visa dan membekukan aset kaum kaya Rusia di Inggris yang diketahui terlibat kejahatan terorganisir. Atau, yang diperoleh dengan cara-cara tidak patut.
"Saya tidak ingin Inggris jadi tempat pencucian uang hasil kejahatan," kata Cameron seperti dikutip The Guardian.
Namun, media Inggris sendiri meragukan gertakan Cameron itu bisa terealisir. Alasannya sederhana: kalau orang Rusia saja kesulitan menembus ketertutupan kaum elite negerinya, apalagi orang Inggris! Maka, minigarki Rusia tampaknya bisa menatap masa depan mereka dengan tenang.
Post a Comment