Blog Archive

Peti Mati Berlayar 8 Tahun Ke Kampung Halaman

Tuesday, August 24, 20100 comments

Charles Francis Coghlan dilahirkan di Pulau Prince Edward, di pesisir pantai timur Kanada pada 1841 sebagai keluarga pendatang dari Irlandia yang miskin. Begitu menginjak usia sekolah, para tetangga Coghlan mengumpulkan dana sumbangan untuk menghantarnya melanjutkan sekolah di Inggris mendalami bidang hukum.
Coghlan menunjukkan kecerdasannya ketika di bangku sekolah dan berhasil melanjutkan pelajaran hingga tamat. Tetapi hasrat terbesarnya untuk menjadi pemain film telah menjadikan orang tua Coghlan menentangnya habis-habisan. Bapaknya yang menentang keras keinginan anaknya itu memberikan dua pilihan kepada Coghlan, lupakan cerita tentang menjadi bintang film atau jangan menjejakkan kaki lagi di rumah mereka. Coghlan memilih untuk meneruskan cita-citanya, meninggalkan rumah dan berjanji tidak akan kembali ke Pulau Prince Edward lagi.
Coghlan ternyata membuat pilihan tepat karena menjadi pemain film yang berhasil, dengan setiap aksinya yang selalu mendapat pujian dari penonton. Penampilan pertamanya adalah di London pada tahun 1860, dan menjadi aktor utama di Prince of Wales's. Ia pergi ke Amerika pada tahun 1876, di mana ia selanjutnya menghabiskan sisa hidupnya, pertama kalinya ia bermain untuk perusahaan Augustin Daly dan kemudian untuk perusahaan saham Union Square, selama jangka panjang The celebrate Case.
Dia juga sempat bermain dengan saudara perempuannya, Rose Coghlan, dan turut mendukung film-film Lillie Langtry dan Minnie Maddern Fiske, dan pada tahun 1898 menghasilkan sebuah film versi Alexander Dumas 'Kean, berjudul The Royal Box, yang mana telah berhasil menjadikannya seorang bintang besar selama tahun-tahun terakhir dalam karirnya.Rose adiknya juga menjadi seorang aktris. Putrinya Gertrude Coghlan (1 Februari 1876 - 11 September 1952) adalah juga seorang aktris, dan putranya, Charles Jr adalah seorang aktor.

Suatu hari, Coghlan mengunjungi seorang peramal gipsy dan wanita gipsy itu memberitahu sesuatu yang membuat Coghlan mengingatnya seumur hidupnya. Dia berkata: “Charles, anda akan menjadi terkenal tetapi akan menemui maut semasa di puncak ketenaran anda. Roh anda tidak akan tenang sehingga anda dikembalikan ke tanah kelahiran anda.”
Coghlan amat terganggu dan juga kagum dengan ramalan itu, dan kerap mengulangi pernyataan peramal itu kepada rekannya dalam setiap percakapan tetapi kebanyakan dari teman-temannya menganggapnya hanya sebuah takhayul.
Pertanda awal ramalan itu menjadi kenyataan apabila pada 27 November 1898, Coghlan meninggal dunia secara tiba-tiba di atas pentas ketika memerankankan Hamlet di Galveston, Texas. Ketika itu, akting Coghlan mendapat pujian hebat dari para kritisi teater dan memang benar, dia meninggal dunia pada puncak kemasyhurannya.
Minggu berikutnya, Coghlan dikebumikan di tanah perkuburan Galveston. Dua tahun kemudian, sebuah topan dahsyat melanda Galveston dan menelan korban 6,000 jiwa serta memusnahkan tanah perkuburan tempat Coghlan disemadikan.
Pagi berikutnya, pihak berwenang mendapati beberapa peti mati dihanyutkan oleh topan itu ke laut dan salah satu peti mati itu terdapat mayat Coghlan. Begitu keluarga Coghlan mendengar kabar mengenai tragedi yang menimpa Coghlan , mereka menawarkan ganjaran yang lumayan besar kepada siapa saja yang berhasil menemukan peti mati itu, tetapi tiada satu orang pun yang melaporkan berhasil menemukan peti mati tersebut.
Pada Oktober 1908, kira-kira delapan tahun selepas topan yang melanda Galveston, beberapa nelayan di Charlottetown Pulau Prince Edward menemukan sebuah peti mati besar terapung dipukul ombak ke pantai kepulauan itu. Berdasarkan kepingan perak yang melekat pada peti mati itu, tak dapat disangsikan peti mati itu adalah peti mati Charles Coghlan yang telah hilang sekian lama.
Peti mati itu melakukan perjalanan beribu-ribu kilometer dari tanah perkuburan Galveston hingga akhirnya tiba di tanah kelahiran Coghlan, seperti yang diramalkan peramal gipsy 10 tahun sebelum kejadian itu. Sehingga kini cerita ini kekal sebagai misteri dan menjadi salah satu kisah nyata yang aneh dalam sejarah.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Reasonizer - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger